Month: March 2022

Dunia Makin Memiliki daya dengan Perkembangan Teknologi Info. Teknologi Info dan Komunikasi (TIK) semakin berkembang bersama-sama dengan ilmu dan pengetahuan dan perubahan peradaban manusia. Zaman globalisasi terlihat demikian riil dengan keringanan akses digital di beberapa seluruh dunia. Negara berkembang yang seringkali dilihat telat dan keterbelakang, pada realitanya lumayan cepat memberi respon perubahan TIK itu.

Dunia Makin Memiliki daya dengan Perkembangan Teknologi Info

Seperti dikatakan Rektor UII, Prof. Fathul Top, Ph.D saat jadi pembicara pada acara Special Lecture Seri “Globalization: Information Technology in Developing Countries” yang diadakan oleh prodi Jalinan Internasional (HI) pada Rabu (30/06).

Dalam paparannya, Fathul Top mengatakan sudut pandang dalam melihat pembangunan yakni pembangunan sebagai kemajuan ekonomi, sebagai kehidupan yang lestari, dan sebagai kemerdekaan. Fathul menyorot point ke-3 yakni pembangunan sebagai kemerdekaan, dalam masalah ini TIK memberikan fasilitas kenaikan kompetensi dan keberfungsian. Dunia Makin Memiliki daya dengan Perkembangan Teknologi Info.

Ketika suatu hal jadi opsi sadar yang itu bukan salah satu opsi itu saat pembangunan disaksikan sebagai kemerdekaan. Negara berkembang mempunyai dinamika tertentu dalam memberi respon perkembangan TIK. Dia memberikan contoh kedatangan program pemesanan makanan yang tawarkan bermacam makanan pada harga relatif murah. Tentu saja contoh kecil ini tidak dirasakan di negara maju.

Sudut pandang dalam melihat TIK sebagai sosio-materiality digarisbawahi oleh Fathul Top. Teknologi dan kerangka sama-sama memengaruhi. Ini memiliki arti teknologi jadi tidak bebas nilai tetapi malah berisi nilai. Dalam kata lain, teknologi tidak dapat dipisah dari dunia sosial.

Saat pembangunan dihubungkan dengan kemajuan ekonomi karena itu ada arah benar yakni jadikan dunia lebih bagus. Tapi ini menjadi ketimpangan dan jurang yang makin dalam untuk yang punyai akses diuntungkan yang tidak punyai jadi banyak kehilangan peluang.

Fathul Top merinci study lapangan yang sempat dilakukan di Bantul yang mengulas mengenai manfaat handphone di bidang pertanian. Dia memakai capability approach (Sen, 1999), yakni proses peralihan dari komoditas ke kompetensi selanjutnya keberfungsian dikuasai oleh factor alterasi seperti factor individual, sosial, dan lingkungan.

Penemuan bagus yang diketemukan Fathul ialah dialog mengenai pemilikan dan akses. Tidak seluruhnya petani mempunyai handphone hingga sering mereka pinjam handphone anaknya untuk mengontak sama-sama penyuluh. Bila berbicara globalisasi, kita diuntungkan karena akses lebih bernilai dari pemilikan khususnya untuk negara berkembang.

Perubahan teknologi info pasti berlainan setiap daerah, begitu halnya persiapan tiap daerah untuk berkembang. Ada wilayah yang siap ditinggalkan saat ditemani, ada pula yang kembali lagi ke kemerosotan lama. Saat berjumpa pengiringan untuk jadi lebih berdikari, keywordnya ialah jadi lestari.

“Merdeka jadi memiliki makna saat bukan hanya sebentar, tapi dapat berjalan lama,” paparnya. Fathul Top percaya diri jika TIK dapat bawa negara berkembang jadi negara maju dengan gerak kelompok hingga faedah dapat didapat dengan maksimal. (MRS/ESP)

Dampak perkembangan teknologi, Segi positifnya ialah warga sebagai pengguna aktif teknologi, beberapa situs, dan media komunikasi sosial, mereka bisa sampaikan info dan memperoleh info lebih gampang. Komunikasi terutamanya di Indonesia berasa seolah jadi lebih gampang bersamaan perkembangan teknologi ini.Jika disaksikan dari segi negatifnya, perkembangan teknologi ini membuat orang jadi malas untuk berbicara langsung.

Orang cenderung pilih berhubungan lewat smartphonenya daripada berbicara sama orang disekelilingnya. Contoh, seorang anak repot ber-chatting dengan rekan lewat smartphone kepunyaannya daripada bicara dengan saudaranya saat acara keluarga sedang berjalan. Terkadang perkembangan teknologi ini membuat seorang jadi kurang sensitif dengan gestur saat berbicara dengan musuh bicaranya. Dampak perkembangan teknologi

Ketika orang telah terlampau repot dengan telephone atau PC kepunyaannya, lalu mereka habiskan waktu yang lumayan lama untuk berhubungan di jagat maya, mereka tidak sadar jika waktu itu mereka sedang buang waktunya untuk berhubungan dengan hidup sebetulnya yang ada di sekitar mereka. Jumlahnya pengguna media sosial dan pengakses internet ini, menunjukkan jika warga Indonesia lebih sukai berhubungan dan berkawan lewat virtual dengan pengguna media sosial dan internet yang lain.

Menurut survei yang sudah dilakukan MarkPlus Insight (dailysocial.net) di tanggal 13 November 2012 berkenaan pengguna internet di Indonesia, ada tiga hal yang bisa memberikan dukungan pengakuan berkenaan jumlahnya orang yang berbicara virtual. 40% dari pengguna Internet di Indonesia, yaitu sekitaran 24,dua juta warga terhubung Internet lebih dari 3 jam setiap harinya. Disamping itu, sebagian besar pengguna Internet di Indonesia ini berumur 15 sampai 35 tahun. Dan lebih kurang 56,4% orang terhitung bargain hunter yaitu warga yang bisa terhubung Internet untuk cari info dan segalanya untuk keperluan dianya dalam saat yang lumayan lama.

Dampak Perkembangan Teknologi

Perkembangan Teknologi

Secara khusus untuk Indonesia, perkembangan di bagian teknologi ini benar-benar berpengaruh pada beragam faktor. Faktor itu salah satunya di bidang ekonomi dan sosial. Berdasar data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo), salah satunya dari barisan Menteri Republik Indonesia itu mengatakan jika Indonesia sebagai salah satunya negara yang penduduknya paling banyak terhubung Internet di dunia. Disamping itu, ada pula sebuah instansi penelitian mengatakan jika Indonesia sebagai rangking ke-5 dalam perincian pengguna handphone paling besar di penjuru dunia. Dalam data itu disebut jika Indonesia menempati status 5 besar dengan pengguna aktif internet yaitu sekitar 47 juta atau sekitaran 14% dari semua keseluruhan pengguna handphone.

Salah satunya pakar komunikasi massa yaitu Harold D. Laswell dan Charles Wright pernah mengatakan peranan media sosial massa. Peranan sebetulnya di antara yang lain pertama sebagai salah satunya wujud usaha penebaran info dan interprestasi seobjektif kemungkinan berkenaan kejadian yang terjadi (Social Surveyllance). Ke-2 , sebagai usaha penebaran info yang bisa menyambungkan satu barisan sosial dengan barisan sosial yang lain (Social Correlation). Selanjutnya sebagai usaha pewarisan nilai-nilai mulia dari 1 angkatan ke angkatan seterusnya (Socialization). Dan yang paling akhir sebagai penghibur masyarakat luas (Pertunjukan). (Dahlan, 2008)

Ke-4 peranan menurut Harold D. Laswell dan Charles Wright ini mulai tergerus berkenaan dengan perkembangan teknologi yang terjadi. Sekarang batas akan komunikasi massa dan komunikasi antara individu jadi cukup semu. Karenanya makin mengembangnya teknologi terutamanya di Indonesia, ikuti itu akan ada beberapa cara berbicara yang baru, dalam masalah ini misalnya lewat media sosial. Kemungkinan sekarang peranan telephone pegang dari yang awalannya cuman berperan untuk menyampaikan pesan atau menghubungi seorang sudah berkembang jauh jadi ‘laptop’ yang bisa secara mudah dibawa kemana sajakah. Contoh yang terkait dengan perkembangan itu ialah sekarang seorang bias saja tidak ketahui nomor telephone seorang walau sebenarnya orang itu sebagai teman dekat karibnya. Orang itu cenderung pilih simpan pin bb dibanding dengan simpan nomor telephone orang itu.

Menyaksikan peristiwa yang terjadi terutamanya di Indonesia ini, benar-benar dicemaskan perkembangan teknologi itu bawa dampak jelek pada kehidupan sosial warga Indonesia. Berkenaan dengan perkembangan ini, diperlukan kenaikan akan kesadaran warga berkenaan lingkungan sekelilingnya. Peralihan karena perkembangan teknologi yang terjadi lumayan cepat ini, secara tidak sadar atau sadar sudah mengubah beberapa gaya hidup warga terutamanya Indonesia. Misalnya sekarang banyak anak-anak yang alami keterikatan akan handphone mereka atau orang tuanya.

Dampak Negatif

Disamping itu dampak negatifnya ialah perkembangan mereka dalam soal bergaul jadi benar-benar lambat. Karena mereka terlampau konsentrasi dengan handphone itu. Dan di Indonesia sekarang, peran mass media, teknologi, dan media sosial menggenggam kendalian yang lumayan tinggi. Hal itu bisa secara mudah dan relatif singkat untuk memengaruhi penilaian khalayak. Contoh, di di dunia Twitter dikenali istilah buzzer. Buzzer di sini melakukan tindakan seperti penilaianon leader yang jika orang itu men-tweet suatu hal, maka banyak yang berpikir seperti buzzer itu berpikir.

Perkembangan teknologi memang bawa dampak positif yang banyak tetapi begitupun dampak negatifnya. Dalam kasus buzzer ini misalkan, jika info yang ditebarkan sebagai pengetahuan penting dan bermanfaat karenanya jadi hal yang paling positif, tetapi jika info itu sebagai eksperimen atau fitnah pada seorang atau suatu hal karena itu hal tersebut akan bikin rugi faksi berkaitan.

Ringkasan yang penting kita lihat ialah semuanya orang terutamanya warga Indonesia harus betul-betul pintar untuk memisah mana segi positif dan negatifnya supaya perkembangan teknologi yang terjadi dan bagaimana komunikasi itu semestinya dilaksanakan, digerakkan secara benar dan imbang.